Selama 2021, YLKI Catat Lebih dari 500 Aduan dari Masyarakat, Sektor Jasa Keuangan Paling Banyak
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, terdapat 535 pengaduan oleh masyarakat selama 2021. Angka pengaduan ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 402 pengaduan. Ketua YLKI Tulus Abadi menyebutkan, sektor ekonomi digital seperti jasa keuangan dan e commerce merupakan sektor yang paling sering terdapat pengaduan dari masyarakat.
“Tren pengaduan paling sering terkait fenomena ekonomi digital. Seperti masalah pinjol (pinjaman online) dan e commerce. Di Sektor ini tingkat pengaduan konsumen masih tinggi,” jelas Tulus di Jakarta, Jumat (7/1/2022). Dirinya mengungkapkan, pengaduan yang tinggi di sektor jasa keuangan dan e commerce menunjukkan indikasi bahwa literasi finansial dan literasi digital di masyarakat masih sangat rendah. Berdasarkan catatan YLKI, dari 535 aduan yang masuk, terdapat 5 sektor atau komoditas yang sering diadukan oleh masyarakat.
Yakni jasa keuangan (49,6 persen), e commerce (17,2 persen), telekomunikasi (11,4 persen), perumahan (4,9 persen), dan listrik (1,7 persen). Bila dirinci lebih lanjut, sektor jasa keuangan dapat dibagi lagi ke dalam beberapa sub kelompok. Seperti perbankan, pinjaman online, leasing, asuransi, uang digital, dan investasi. Sementara untuk e commerce masih dibagi kedalam sub kelompok seperti market place (belanja online), serta layanan transportasi.
“Jadi, pengaduan ini adalah hak konsumen. Jadi kalau pelayanannya digugat (atau dikomplain) jangan marah, karena itu adalah hak konsumen,” pungkas Tulus. Sebagai informasi, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia merupakan organisasi masyarakat yang bersifat nirlaba dan independen. Keberadaan YLKI diarahkan pada usaha meningkatkan kepedulian kritis konsumen atas hak dan kewajibannya, dalam upaya melindungi dirinya sendiri, keluarga, serta lingkungannya.