Dua Remaja Ini Picu Bentrok 2 Kampung yang Melibatkan 150 Orang di Aceh

Dua pelaku yang diduga sebagai pemicu bentrokan massal dua kelompok pemuda yang melibatkan dua kampung di Kualasimpang diamankan jajaran Polres Aceh Tamiang, Minggu (6/2/2022) dini hari. Dari informasi polisi, diketahui bahwa kedua pelaku ternyata masih berusia remaja, yakni MH alias AY (17) dan AMZ (17). Bahkan MH diketahui masih berstatus siswa kelas tiga sebuah SMA di AcehTamiang.

Keduanya merupakan warga Bukit Tempurung. Mereka ditangkap di rumah abang AMZ, di Tamiang Hulu. Bentrokan yang melibatkan ratusan orang itu terjadi di tiga lokasi sepanjang Jumat (4/2/2022) malam hingga Sabtu dini hari.

Kasubbag Humas Polres Aceh Tamiang, Iptu Untung Sumaryo mengatakan, kedua pelaku saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Kualasimpang. "Sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan," kata Untung, Minggu (6/2/2022) siang. Keterangan dari Kapolsek Kualasimpang, AKP Ontin Panjaitan, penangkapan terhadap kedua remaja pelaku bentrokan itu dilakukan melalui koordinasi yang intens antara polisi dengan pihak keluarga dan perangkat kampung.

"Kami amankan secara baik baik dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan keluarga dan perangkat kampung," kata Ontin. Penangkapan ini merupakan buntut pengeroyokan dua pemuda oleh beberapa orang di depan Warnet Vidi Net di Bukit Tempurung, Jumat (4/2/2022) malam. Pengeroyokan ini kemudian meluas hingga terjadi bentrokan antar kampung, Bukit Tempurung dengan Kotalintang.

Sedikitnya empat orang terluka dalam keributan ini akibat terkena pukulan benda tumpul, yakni M Sopian (29), Budi Sahputra (23), Andre dan Eko, seluruhnya warga Kampung Kotalintang, Kecamatan Kota Kualasimpang. Kondisi terparah dialami Sopian yang mengalami luka koyak di kepala diduga akibat terkena batu. Sopian kemudian dirawat di Klinik H Amaliah, sedangkan korban lainnya dirawat di RSUD Aceh Tamiang untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Kapolsek Kualasimpang AKP Ontin Panjaitan, Sabtu (5/2/2022), menjelaskan, rangkaian keributan bermula dari teriakan orang tak dikenal yang dirahkan kepada Sopian pada Jumat (4/2/2022) pukul 22.45 WIB. Sopian ketika itu sedang mengendarai sepeda motor bersama istrinya di pertigaan Bukit Tempurung. “Korban kemudian mendatangi sumber suara bermaksud menanyakan teriakan itu,” kata Ontin.

Kedatangan korban direspons oleh seorang terduga pelaku dengan pukulan dengan rol besi. Insiden ini kemudian dilaporkan istri korban kepada abang kandungnya, Budi yang belakangan juga dianiaya oleh kelompok pelaku. "Kejadian pertama ini korban langsung membubarkan diri, diperkirakan pelaku berjumlah enam orang,” sebut Ontin.

Tak lama berselang, Budi dan Sopian kembali mendatangi lokasi dengan membawa 15 temannya, sehingga terjadi keributan untuk kedua kalinya. “Keributan kedua ini berhasil dibubarkan, tapi tak lama kemudian terjadi lagi pengarahan yang diperkirakan 150 orang yang memicu keributan ketiga pada dini hari,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Kasus Covid-19 Meningkat, PTM di Solo dan Semarang Dihentikan Sementara Mulai Hari Ini, Diganti PJJ
Next post Aleix Espagaro Makan Nasi Oseng Tempe di Mandalika hingga Parodikan The Power of Emak-emak